Keberadaan angklung diatonis di Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh adanya sistem, system tersebut antara lain adanya alat musik angklung, pelatih angklung, pemain angklung, penonton, pengrajin, kurikulum pembelajaran angklung, pendidikan, tempat pertunjukan angklung, kuantitas group, dukungan pemerintah, event organoizer, penikmat angklung, praktisi angklung, akademisi angklung, penanggap, supaya angklung bisa hidup secara berkesinambungan (continue) kenyataan yang terjadi sekarang ini adalah bahwa angklung diatonis masih terus berkesinambungan sebagai identitas bahwa angklung diatonis sampai sekarang ini terus kerkembang dengan pesat.
Keberadaan angklung diatonis di Kota Bandung
Photo By.GraceAnata |
Dalam perubahannya angklung tradisional yang bertangga nada salendro, pelog, melalui pemikiran "local genius" Daeng Soetigna mampu berubah dari instrument tradisi menuju kancah instrument modern setelah dibawa tangga nada diatonis, sehingga Daeng Soetigna dapat dikatakan sebagai pelopor angklung diatonis. Sebagai penerusnya sosok Udjo Ngalagena dengan sikap inovatif, fleksibelnya dalam membangun hubungan sosial, serta cepat tanggap terhadap faktor eksternal yang bersifat membangun, Udjo memberikan dampak yang kuat dalam perkembangan angklung di Kota Bandung. Kemampuan Ujo Ngalagena dan Saung Angklungnya dalam membina seni, berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Oleh. Yadi Mulyadi
0 comments:
Post a Comment